Pengamatan lapangan merupakan hal utama untuk memperoleh pengetahuan geologi mengenai keadaan sesungguhnya kejadian di bumi ini. Seorang ahli geofisika melakukan pengamatan lapangan dengan bantuan peralatan untuk mengetahui hal-hal yang terdapat di bawah permukaan atau batuan yang tak tersingkap di permukaan yang mungkin tidak nampak dengan pengamatan mata. Berbagai metode eksplorasi geofisika telah dikembangkan untuk mengidentifikasi keadaan struktur bawah permukaan. Metode-metode geofisika tersebut antara lain metode gravity, magnetik, geolistrik, seismik refraksi, dan lain-lain.
Kegiatan kuliah lapangan dilaksanakan di kampus ITERA pada tanggal 11, 12, dan 26 November 2017. Kegiatan ini diikuti oleh 20 mahasiswa teknik geofisika yang terdiri dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah desain analisis geofisika dan beberapa mahasiswa angkatan 2015.
Pada hari pertama tanggal 11 November 2017, mahasiswa melakukan pengukuran mapping geolistrik tahanan jenis (resistivity) di sekitar lahan Masjid At-Tanwir. Pengukuran dilakukan sebanyak dua line yang saling crossing, untuk memetakkan persebaran air tanah dan ketahanan tanah yang ada pada lokasi penelitian. Selain itu pada pengukuran ini juga dilakukan pengukuran Induksi Polarisasi di lintasan pengukuran kedua. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ARES Resistivitymeter dengan bentangan masing-masing 270 m dan konfigurasi wenner-schlumberger.
Penjelasan alat ARES Resistivitymeter oleh Bapak Samsulrizal, M.Si.
Proses penyusunan elektroda pada lintasan pengukuran geolistrik.
Proses perekaman data geolistrik tahanan jenis dan Induksi Polarisasi.
Lokasi pengukuran line geolistrik dan Induksi Polarisasi.
Hari kedua, tanggal 12 November 2017, pengukuran dilanjutkan dengan metode seismic refraksi sebanyak dua line. Line pertama dilakukan disekitar embung E dan line pengukuran kedua di sepanjang jalan utama menuju lahan BMKG. Tindak lanjut dari pengukuran seismic refraksi tersebut adalah untuk melihat korelasi batas lapisan tanah dan dikorelasikan dengan singkapan seiring dengan proses pembangunan embung E. Pengukuran line seismic pada kuliah lapangan ini berhasil dilakukan dengan panjang lintasan 150-meter dan dengan spasi geophone 5 meter.
Penjelasan perangkaian alat seismik sebelum akuisisi oleh asisten.
Proses perangkaian geophone
Proses akuisisi data dengan penggunaan source berupa weightdrop
Perekaman & QC data seismik refaksi
Hari terakhir kuliah lapangan dilakukan pada tanggal 26 November 2017 untuk melihat ketebalan lapisan tuff dan akan dikorelasikan dengan hasil pengukuran seismic refraksi di sepanjang embung E. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Total Station dengan mengukur dalamnya batas lapisan tanah langsung di tepi embung yang tersingkap, lalu dibandingkan dengan topografi permukaan, dan dibandingkan kembali dengan topografi lokasi pengukuran seismic refraksi. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk memvalidasi dan mengkorelasi hasil pengukuran seismic refraksi dan dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya. (virgian)
Proses pengukuran topografi di tepian embung E.
Pengukuran topografi di sekitar lokasi line seismik refraksi.
Lokasi pengukuran ketebalan lapisan tanah di tepian embung E.